Selasa, 01 Juli 2008

Akuntansi Vs Manajemen Keuangan

Sebagaimana yang telah di bahas sebelumnya, akuntansi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana pencatatan, dan pelaporan keuangan. Akuntansi dan manajemen keuangan sebenarnya merupakan ilmu yang berbeda, adapaun perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek.

1. Aspek Waktu

Pada ilmu Akuntansi lebih menitikberatkan pada waktu tang sudah terjadi atau yang sudah lewat karena semua pelaporan yang dibuat adalah pelaporan keuangan yang tahun lalu bukan yang akan datang.
Pada Manajemen Keuangan lebih menitikberatkan pada aspek waktu yang akan datang karena manajemen keuangan adalah ilmu yang merencanakan bagaimana mendapatkan sumber-sumber dana yang akan didapat dan pengaturan sumber-sumber dana tersebut.

2. Objek Bukti

Pada ilmu akuntansi yang dijadikan objek bukti adalah dokumen-dokumen yang terkait dengan transaksi-transaksi. Seperti voucher-voucher dan kwitansi-kwitansi.
Pada ilmu manajemen keuangan yang dijadikan objek bukti adalah uang yang ada baik fisik maupun yang ada dalam data.
Sebenarnya menggabungkan divisi keuangan dan akuntansi (pembukuan) adalah sebuah hal yang berbahaya pada sebuah perusahaan karena tidak adanya kontrol atau pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan. Bahkan, sangat dianjurkan divisi keuangan dan divisi pembukuan adalah orang-orang yang tidak saling mengenal satu sama lainnya.

Sebenarnya masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang ada antara imu manajemen keuangan dengan ilmu akuntansi. Akan tetapi karena keterbatasan waktu maka dicukupkan sampai disini.

Akuntansi Bank Vs Akuntansi Perusahaan

Secara garis besar tidak ada perbedaan yang mendasar antara Akuntansi pada perusahaan atau perbankan. Ketika asset bertambah, pada akuntansi perbankan juga menaruhnya pada sisi Debet dan begitu pula dengan sebaliknya dan akun-akun yang lainnya.

Perbedaan yang cukup mencolok hanya pada sisi penghimpunan dana atau pasiva. Pada sisi penghimpunan dana diperbankan umumnya pada sisi Hutang adalah bersumber pada Himpunan dana pihak ketiga atau nasabah, sedangkan pada Akuntansi perusahaan yang bergerak bukan disektor keuangan seperti perbankan pada sisi pasiva yang khususnya pada poisisi Hutang umumnya adalah Hutang Bank.

Kesalahan Persepsi

Sebagian besar orang awam berpandangan bahwa pencatatan pada akuntansi perbankan adalah keterbalikan dari pencatatan akuntansi perusahaan. Hal ini dikaibatkan, setiap kali ada tambahan saldo pada buku tabungan dan bertambah adalah pada sisi kredit bukan debit sehingga mereka berpandangan kalau uang mereka bertambah maka jatuh disisi kredit bukan debit.

Saldo yang muncul pada setiap buku tabungan sebenarnya bukanlah saldo kas akan tetapi saldo Hutang Bank terhadap uang yang anda simpan pada Bank tersebut karena semakin banyak yang menabung maka secara otomatis hutang bank akan semakin banyak dan harus cepat disalurkan agar bank tersebut dapat terus beroperasi. Contoh: Pak Badu menaruh uang di sebuah Bank, maka pencatatan akuntansi pada bank tersebut adalah:

(Dr) Kas Teller (Asset +) xxxxxxxxxx
(Cr) No. rek. Pak Badu (Hutang Bank +) xxxxxxxxx

Buku Tabungan
Tgl Keterangan Debit Kredit saldo
01/01 saldo awal xxxxxx xxxxxx

Pencatatan yang dicatat pada buku tabungan Pak Badu adalah yang pada sisi nomor rek.Pak Badu bukan Kas Teller karena pelaporan kas teller hanya untuk interen bank. Begitu pula sebaliknya, ketika pak badu melakukan penarikan maka pencatatannya adalah:

(Dr) No. rek Pak Badu (Hutang Bank -) xxxxxxxxxxx
(Cr) Kas Teller (Asset -) xxxxxxxxxxxx

Buku Tabungan
Tgl Keterangan Debit Kredit Saldo
01/01 Saldo awal xxxxxxx xxxxxx
02/01 penarikan xxxxxxx xxxxxx

Sekarang kita bandingkan dengan pencatatan akuntansi pada perusahaan non perbankan. Pak Zaenal yang memiliki usaha jahitan baju mendapat pinjaman dari sebuah bank maka pencatatannya adalah.

(Dr) Kas Pak Zaenal (Asset +) xxxxxxxxxxxxxx
(Cr) Hutang (Hutang perusahaan +) xxxxxxxxxxxxx

Begitu pula dengan transaksi yang sebaliknya, maka posisi asset berkurang menjadi di sebelah kredit dan disisi Debit diisi oleh hutang yang berkurang. Setelah kita melihat kedua pencatatan, bank dan perusahaan, maka dapat kita simpulkan tidak ada perbedaan diantara keduanya.

Senin, 23 Juni 2008

Alur-alur Akuntansi

Dalam akuntansi semuanya berjalan dengan proses. Proses-proses tersebut adalah Penjurnalan, Buku Besar/ Buku Besar Pembantu, Neraca Saldo Percobaan, Ayat Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca, dan yang terakhir adalah jurnal penutup.

Pengkodean, dalam ilmu akuntansi pengkodean sangat lah penting karena hal itu dapat membantu dalam pengelompokan dalam pencatatan di Buku Besar atau Buku Besar pembantu. Pengkodena biasanya di mulai dari Asset atau harta dengan kode 10000 atau 1…

Keterangan Transaksi, dalam ilmu akuntansi pemberian keterangan pada ayat jurnal juga sangat penting hal itu dapat membantu auditor dalam mencocokan bukti-bukti transaksi dengan ayat-ayat jurnal yang dicatat. Selain itu bagi akuntan sendiri dengan memberikan keterangan transaksi dapat menghindarkan dari pencatatn yang berulang atau dobel pencatatan.

Penjurnalan, dalam proses penjurnalan semua kejadian-kejadian ekonomi dalam sebuah instansi yang social atau yang bisnis disederhanakan dan dicatat sesuai dengan ketentuan-ketentuan umum yang berlaku dalam standar akuntansi. Misalkan dengan contoh yang sudah ada, pak Badu membuka perusahaan bengkel dengan modal uang sebanyak Rp. 5000.000,- maka ayat jurnalnya adalah :

(Dr)*Kas Rp. 5.000.000,-
(Cr)* Modal Rp. 5.000.000,-
(setoran modal awal pak badu)

*Debet biasa disingkat dengan Dr dan Credit biasa disingkat dengan Cr.

Buku Besar, dalam pencatatan di buku besar sebenarnya adalah kumpulan dari ayat-ayat jurnal yang sejenis, misalkan buku besar Kas di Tangan yang berarti isinya adalah semua yang berhubungan transaksi Kas di tangan dari awal periode akuntansi sampai akhir peride akuntansi.

Neraca Saldo Percobaan, Neraca saldo percobaan atau sering disebut sebelum ayat jurnal penyesuaian merupakan penggabungan dari semua hasil total akhir periodeakuntansi dalam pencatatan buku besar.

Ayat Jurnal Penyesuaian, Ayat jurnal penyesuain di buat diakhir tahun karena biasanya adanya ketidak cocokan jumlah asset atau biaya-biaya yang ada dan harus disesuaikan. Hal ini terjadi biasanya karena pembayaran atau pembelian dari asset tidak sesuai dengan awal tahun. Misalkan membeli asset pada bulan juni, hal ini tentunya pada bulan desember harus disesuaikan karena jumlah asset yang ada tentunya sudah tidak sebanyak pada bulan juni.

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, Neraca saldo setelah penyesuaian dibuat untuk menunjukan kesesuaian semua akun-akun yang ada sudah sesuai dengan jumlah yang sebenarnya.

Laporan Laba/Rugi, pada laporan laba rugi ini melaporkan berapa banyak keuntungan atau kerugian yang didapat pada sebuah perusahaan atau organisasi selama satu periode akuntansi. Sering sekali sebuah perusahaan beranggapan bahwa Laporan Laba/Rugi, Cash flow, dan Rancangan Anggaran Belanja adalah sama, padahal ketiga-tiganya tidak sama dan berbeda pengaruhnya, pada Laporan Laba Rugi ini berpengaruh pada Laporan Perubahan Modal perusahaan, dan akun-akaun yang terkait adalah Pendapatan, Biaya Pokok Penjualan/ Harga Pokok Penjualan seandainya perusahaan dagang, biaya operasional dan administrasi, biaya bunga jika ada, biaya pajak, dan laba bersih yang akan menambah modal atau rugi bersih yang akan mengurangi modal.

Laporan Perubahan Modal, pada Laporan Perubahan Modal ini menyajikan Berapa modal awal, Laba atau Rugi yang ada, laba ditahan jika ada, Prive jika ada, dan modal akhir tahun.

Neraca, pada Laporan Neraca ini menyajikan keseimbangan antara jumlah Harta dengan Modal akhir dan Hutang yang ada. Apabila terjadi ketidak seimbangan maka dapat dipastikan ada yang salah dalam proses pencatatan dan harus diperiksa dari awal.

Jurnal Penutup, pada jurnal penutup ini melwan semua ayat-ayat jurnal yang mengenai laporan laba ruginya dan membalikkan posisinya dengan Ikhtisar laba rugi, misalkan posisi pendapatan yang secara natural dalam posisi Kredit dibalik menjadi debit dan dilawan dengan ikhtisar laba rugi begitu juga dengan beban-beban yang pada posisi nature dalam debit maka dibalik menjadi Credit dan dilawan dengan ikhtisar laba rugi.

Tambahan

Ayat Jurnal Koreksi, pada pencatatan akuntansi terjadinya kesalahn pencatatan biasa terjadi dan sangat tidak menutup kemungkinan, kesalahn kesalah tersebut biasanya seperti pencatatan yang sama atau berulang, dan salah menempatkan posisi debit dan kredit.

Pada kesalahan pencatatan yang berulang atau dua kali pencatatan dengan transaksi yang sama, mengoreksinya hanya dengan membalikkan posisi dari masing-masing akun, misalkan Pak badu yang membuka bengkel dengan modal Rp. 5.000.000,- dan beliau lupa mencatat kembali yang sudah ada, cara mengoreksinya :

1/1/08 (Dr) Kas Rp. 5.000.000,-
(Cr) Modal Rp. 5.000.000,-
(Modal awal Pak badu)

Apabila ingin menghapus transaksi diatas cukup dengan membalikkan posisinya, yaitu:

1/1/08 (Cr) Modal Rp. 5.000.000,-
(Dr) Kas Rp. 5.000.000,-
(koreksi dobel pencatatan)

begitu pula dengan kesalahan posisi pada pencatatan yaitu dengan menaruh kaun tersebut pada posisi lawannya dan menuliskan akun tersebut pada posisi yang sebenarnya.

DASAR-DASAR AKUNTANSI

Pengertian Akuntansi, Akuntansi adalah sebuah proses dari tiga aktivitas, yaitu identifikasi, pencatatan atau perekaman, dan mengkomunikasikan atau menghubungkan dari kejadian-kejadian ekonomi dari sebuah organisasi bisnis atau nonbisnis untuk menarik pengguna informasi akuntansi tersebut.(Accounting Principles,2,Weygant/Kieso/Kiemel)

Persamaan Dasar Akuntansi, Persamaan dasar akuntansi sebenarnya hanya sederhana saja yaitu Harta merupakan gabungan dari Hutang dan Modal Sendiri. Sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari, harta yang kita punya pastilah kemungkinannya hanya dua kemungkinan kalau tidak modal kita sendiri atau pastilah ia pinjaman atau hutang.

Pada ilmu akuntansi Harta harus selalu seimbang dengan jumlah Hutang dan Modal. Apabila tidak seimbang maka hal tersebut sudah dipastikan terjadi kesalahan pencatatan. Contoh saja, Pak Badu ingin membuka usaha bengkel dengan modal berupa uang Rp. 5.000.000,- maka yang dapat dicatat :

Harta = Modal + Hutang
Rp. 5.000.000,- = Rp. 5.000.000,- + ---------

Akan tetapi, seandainya saja Pak Badu meminjam uang dari Bank maka pencatatan yang terjadi adalah :

Harta = Modal + Hutang
Rp. 5.000.000 = ------------ + Rp. 5.000.000

Pencatatan diatas hanya baru sebagian kecil dari pencatatan dasar dalam ilmu akuntansi. Dalam ilmu akauntansi dikenal adanya istilah debet dan kredit. Dalam transasksi-transaksi yang berpengaruh dengan debet biasanya merupakan yang berhubungan dengan penggunaan atau penyaluran sumber dana sperti pertambahan asset dan biaya-biaya. Sedangkan yang berhubungan dengan transaksi kredit adalah semua yang berhungan dengan pertambahan sumber daya baik dari modal sendiri maupun hutang.

Debet Kredit

Asset (+) Asset (-)

Biaya (+) Biaya (-)

Modal (-) Modal (+)

Pendapatan (-) Pendapatan (+)

Hutang (+) Hutang (-)

Dalam ilmu akuntansi yang berhubungan dengan dunia bisnis biaysanya terbagi menjadi tiga, yaitu Akuntansi Jasa, Akuntansi Dagang, dan Manufaktur. Dalam akuntansi perusahaan dagang, pencatatannya masih lebih mudah daripada perusahaan dagang karena belum ada pencatatan stock barang. Dalam akuntansi perusahaan Dagang pun juga masih lebih mudah daripada perusahaan manufaktur yang mana harus ada pencatatan raw materials sampai finishing goods.